Koloidpelindung ini sering digunakan pada sistem koloid tinta, cat, es krim, dan sebagainya; agar partikel-partikel koloidnya tidak menggumpal. Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan

ES KRIM Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sengkeran-interniran gegana nan terserah berperanan lakukan menyerahkan tekture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya gegana, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan plus bergajih. Es krim dengan rahim udara lebih banyak akan terasa kian cair dan lebih hangat sehingga tidak eco dimakan. Walaupun es krim tertumbuk pandangan andai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima onderdil penyusun, merupakan krim, skim, air, sukrosa, dan stabilizer. Bilangan air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi agresif, jika air terlalu terbatas maka es krim akan menjadi sesak padat. Untuk boleh creamy, 60-62% itu sudah matra yang teruji. Dengan demikian maka garis hidup bahan kering yaitu 38-40%. Internal pembuatan es krim terjadi 2 proses koloid, yaitu 1. Emulsi enceran Emulsi cair yaitu dimana satu zat hancuran terdispersi privat zat cair. Hal ini dibuktikan yaitu pencampuran lemak dengan air. Kandungan lemak dan air yang terkandung intern susu. 2. Pelembungan cair Ruap larutan adalah dimana suatu gas terdispersi internal zat cair. Peristiwa ini dibuktikan dengan pencampuran krim hasil pencampuran telur dan gula nan menghasilkan busa dan mencampurkan campuran tersebut kedalam zat cair yang berupa buah dada. Pembuatan es krim termasuk kedalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi yakni dengan mengingkari atom-partikel kasar yang terdapat dalam sukrosa dan krim menjadi molekul koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi mekanik adalah dengan menggunakan mixer. Objek-target yang digunakan kerumahtanggaan pembuatan es krim adalah legit tetek, padatan susu tanpa lemak, sukrosa, alamat penstabil, emulsifier, flavor, dan total padatan. Lemak susu adalah bahan utama pembuat es krim. Legit susu mampu memberikan flavor nan kaya, sahaja tidak memberikan efek penerjunan bintik beku karena tidak larut serta membidik memperlambat lampias whipping pembusaan. Pertambahan kadar lemak bisa mencegah pembentukan batu belanda es yang raksasa sejauh proses pengentalan es krim. Padatan susu tanpa lemak susu skim memiliki komponen utama laktosa, protein, dan mineral. Laktosa menyerahkan rasa manis dan mempertahankan palatabilitas es krim. Zat putih telur meningkatkan kredit gizi, meningkatkan viskositas dan resistensi pelelehan, menaruh titik beku, menyerap sebagian air dalam adukan sehingga diperoleh tekstur yang lumat. Target enggak yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah sukrosa. Sukrosa digunakan sebagai sumur karbohidrat. Gula ibarat pemanis makanan sering digunakan dan berbimbing dengan rasa lezat serat disukai. Fungsi terdahulu sukrosa yakni mempertinggi citarasa sehingga bisa meningkatkan penerimaan konsumen. Konsentrasi sukrosa yang sesak janjang dapat menutupi citarasa yang diinginkan, cuma bila adv minim akan terasa dingin. Selain itu penambahan gula boleh meningkatkan kekentalan dan memperbaiki tekstur. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim yakni koloid hidrofilik yang dapat mengedrop konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil intan imitasi es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil nan seremonial digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yakni a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums, misalnya santhan, e seaweed extract misalnya semoga, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni sebaur bahan-incaran dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 ruang angkasa akan berpadu lega suhu 00C. Tetapi, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Bintang sartan, cak bagi membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu di bawah 00C. Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 00C, Namun, permukaan es nan berkontak berbarengan dengan gegana akan lekas naik suhunya mencapai 00C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan konsisten 00C selama esnya belum semuanya mencair. Begitu juga disebut di atas, jelas paduan es krim tidak membeku pada suhu 00C akibat sifat koligatif penghamburan noktah beku. Bila ditaburkan rendah garam ke paduan es dan air tadi, kita mendapatkan keadaan nan berlainan. Air lelehan es dengan segera akan mencairkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di enceran garam. Karena cair garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 00C, es akan turun suhunya sebatas titik beku air garam tergapai. Dengan perkenalan awal lain, campuran es krim tadi dikelilingi maka itu enceran garam nan temperaturnya lebih adv minim dari 00C sehingga kocokan es krim itu akan bisa mengkristal. Kalau campuran itu belaka dibiarkan semata-mata mendingin enggak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat pintar intan buatan-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim nan enak di mulut, sejauh proses pemejalan tadi adonan harus diguncang-goyang. Pengocokan alias pengadukan campuran sepanjang proses pembekuan ialah kunci intern pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, bagi mengecilkan format kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin halus es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran awan ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara nan tercampur ke intern adonan inilah yang menghasilkan pelembungan yang seragam homogen. Sebagai lampiran, pada komoditas komersil diberi emulsifier, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier lazimnya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan intern mewujudkan sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan nan baik. Sementara itu pencelup dan perasa bisanya majemuk tersangkut pada selera pasar.
\ncara membuat es krim dengan sistem koloid
Prosespembuatan es krim terdiri dari: 1. pencampuran, 2. pasteurisasi, 3. homogenisasi, 4. pendinginan, 5. aging atau penuaan, 6. freezing atau pembekuan, 7. hardening atau pengerasan, dan 8. penyimpanan Pencampuran dilakukan dengan memanaskan terlebih dahulu bahan cair dalam bejana pencampur sampai kira-kira 40-50°C, kemudian bahan-bahan kering seperti gula, bahan pengemulsi dan bahan penstabil ditambahkan dan dicampur supaya larut dengan baik.
Pembuatan Koloid – Halo Grameds, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang koloid. Mulai dari pengertian, jenis, sifat, hingga cara pembuatan koloid. Saat membaca artikel ini, kamu mungkin belum terbayang apa itu koloid, bentuknya seperti apa. Tak apa, Grameds, sebab kata “koloid” memang jarang digunakan di kehidupan sehari-hari. Namun, bukan berarti kamu gak pernah menemukannya sama sekali, ya. Sebab koloid ada di sekitar kita. Waktu kecil dulu, Grameds pasti pernah jajan agar agar yang dijual di depan sekolah, di pinggir jalan, atau di mana saja deh! Agar agar merupakan makanan berupa gel yang diolah dari rumput laut. Nah menurut ilmu kimia, gel termasuk ke dalam koloid. Koloid sendiri merupakan satu dari tiga jenis campuran yang ada dalam kimia, dua lainnya adalah larutan serta suspensi. Selain agar agar, susu, es krim, mayones, sampo, dan juga tinta merupakan contoh koloid lain yang bisa kamu temukan dengan mudah. Biar kamu mendapat pencerahan, mari langsung saja masuk ke dalam pembahasan tentang koloid. Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih?Jenis-Jenis Koloid1. Sol Padat2. Sol3. Aerosol Padat4. Aerosol5. Emulsi Padat6. Emulsi7. Buih Padat8. BuihSifat-Sifat Koloid1. Efek Tyndall2. Gerak Brown3. Adsorpsi4. Koagulasi Koloid5. Dialisis6. Elektroforesis7. Koloid Liofil dan Liofob8. Koloid PelindungPembuatan Koloid1. Kondensasi2. Dispersia. Secara mekanikb. Secara peptisasic. Secara busur berdia berdigManfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-HariKategori Ilmu BiologiMateri IPA Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih? Koloid adalah jenis campuran heterogen yang berasal dari dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Maka dari itu, kalau Grameds belajar tentang campuran yang satu ini, pasti akan menemukan istilah “fase terdispersi” dan “medium pendispersi”. Oke, ada istilah baru yang kamu tak tahu artinya apa. Tapi jangan menyerah dulu, pembahasan masih panjang. Fase terdispersi adalah zat yang menyebar secara merata di dalam zat yang lainnya. Lalu, medium pendispersi sendiri merupakan penyebab dari penyebaran secara merata pada fase terdispersi tadi. Biar lebih mudah dipahami, mari kita pakai contoh santan. Kamu tahu santan? Yup, cairan berwarna putih yang sering digunakan ibu untuk memasak. FYI aja, santan ternyata memiliki butiran minyak di dalam air. Butiran minyak tadi adalah zat yang menyebar fase terdispersi, sedangkan air menjadi penyebab penyebarannya medium pendispersi. Seperti yang sudah disebutkan di awal tadi, dalam kimia ada 3 jenis campuran. Pertama koloid, kedua larutan, dan ketiga suspensi. Nah apa bedanya antara ketiga jenis campuran ini? Mudahnya, koloid adalah campuran antara suspensi dan larutan. Berarti koloid bukan suspensi sekaligus bukan larutan. Karena berada di tengah-tengah, koloid termasuk ke dalam campuran yang metastabil alias bisa terpisah dalam waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tabel perbandingan antara larutan, suspensi, dan juga koloid di bawah ini Larutan Koloid Suspensi Tidak bisa disaring Bisa disaring tapi hanya dengan membran semipermeabel bisa disaring 1 fase 2 fase 2 fase stabil stabil Tidak stabil, antara zat pasti akan memisah. homogen heterogen heterogen Ukuran diameter partikel nya 10-5cm Untuk memahami lebih dalam tentang suspensi, larutan, dan koloid, Grameds bisa membaca buku Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi 9 Jilid 1 yang ditulis oleh Petrucci. Jenis-Jenis Koloid Koloid bisa dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Simak penjelasan masing-masing jenisnya di bawah ini. 1. Sol Padat Sol padat mempunyai fase terdispersi dan medium pendispersi yang padat. Jenis koloid ini terbentuk karena adanya pengaruh suhu dan tekanan yang menghasilkan padatan kokoh serta keras. Salah satu contoh sol padat adalah kaca berwarna. 2. Sol Jenis koloid sol mempunyai fase terdispersi yang padat dalam medium pendispersi cair yang sifatnya tidak mudah berubah. Jadi, yang membedakan antara sol dengan sol padat adalah medium pendispersinya. Contoh dari sol adalah cat tembok. 3. Aerosol Padat Aerosol mempunyai fase terdispersi padat di dalam medium pendispersi gas. Misalnya, asap kendaraan. Grameds tentu pernah kelilipan saat ada motor atau mobil yang mengeluarkan asap cukup tebal, bukan? Nah, penyebab kelilipan tersebut adalah padatan fase terdispersi yang berada di dalam asap medium pendispersi. 4. Aerosol Aerosol merupakan jenis koloid yang mempunyai fase terdispersi cairan di dalam medium pendispersi gas. Jadi, yang membedakan aerosol dengan aerosol padat adalah fase terdispersinya. Dan aerosol sendiri tidak dapat bertahan lama. Contohnya seperti parfum yang wanginya bisa hilang dalam waktu tertentu. Ketika kamu menyemprotkan parfum ke udara, cairan parfumnya fase terdispersi akan tersebar di udara yang berwujud gas medium pendispersi. 5. Emulsi Padat Jenis koloid yang kelima adalah emulsi padat. Koloid ini memiliki fase terdispersi cairan dan medium pendispersi padat. Seperti agar agar yang merupakan campuran antara air fase terdispersi dengan bubuk agar agar medium pendispersi. Saat kamu memanaskan bubuk agar agar di air, serat dari agar agarnya akan bergerak dengan bebas kemudian merapat ketika didinginkan. In other words, air menyebar dalam partikel agar agarnya. 6. Emulsi Koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya adalah cairan disebut dengan emulsi. Jenis ini umumnya tidak saling bercampur seperti susu. Penyebabnya karena ada perbedaan antara level kepolarannya. Dalam susu, partikel air dan susu punya level kepolaran yang berbeda, sehingga keduanya tidak bisa bercampur secara sempurna. Maka dari itu, susu termasuk ke dalam kategori koloid, bukan larutan. 7. Buih Padat Buih padat adalah jenis koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersinya padat. Misalnya seperti spons yang terlihat padat tapi saat dipencet ternyata hanya berisi udara. 8. Buih Jenis koloid yang kedelapan adalah buih yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersinya adalah cairan. Misalnya seperti buih sabun. Kalau diperhatikan, di dalam buih sabun ada udara fase terdispersi yang terjebak di dalam larutan sabun medium pendispersi, bukan? Sifat-Sifat Koloid Karena koloid adalah hasil dari campuran dua zat, maka dia jadi punya sifat sendiri yang berbeda dari pembentuknya, yaitu 1. Efek Tyndall Sifat pertama dari koloid adalah Efek Tyndall yang menyatakan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Kalau kamu penasaran bagaimana maksudnya, coba ambil dua gelas. Gelas pertama isi dengan air, lalu gelas yang kedua isi dengan susu. Setelah itu, ambil hp kamu kemudian nyalakan flash-nya dan arahkan cahaya dari hp ke gelas pertama serta yang kedua. Lihat perbedaannya, harusnya cahaya yang diarahkan ke gelas pertama tidak akan bisa terlihat. Sedangkan di gelas yang kedua bisa terlihat jejaknya. Mengapa bisa begitu? Jawabannya karena cahaya yang diarahkan ke air yang merupakan larutan, kemudian diteruskan oleh air jadi tidak bisa dilihat. Namun, cahaya yang diarahkan ke susu koloid akan dihamburkan jadi jejaknya terlihat. 2. Gerak Brown Sekitar tahun 1827-an, Robert Brown yang berprofesi sebagai botanis, berhasil mengamati pergerakan partikel koloid. Menurut hasil pengamatannya, secara mikroskopis partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur yang zig-zag ketika berada dalam medium pendispersi. Gerakan ini diakibatkan oleh tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi. 3. Adsorpsi Singkatnya, adsorpsi adalah sebutan untuk peristiwa menempelnya ion ke permukaan koloid karena partikel koloid memiliki kemampuan untuk menarik partikel-partikel yang kecil. Dan kemampuan ini muncul akibat tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Menariknya, saat partikel koloid mengadsorpsi ion dengan muatan positif, maka koloidnya ikut bermuatan positif. Sebaliknya, jika yang diadsorpsi adalah ion bermuatan negatif, maka koloidnya jadi bermuatan negatif. Selain ion, partikel koloid juga bisa menyerap muatan listrik statis. Sifat adsorpsi bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari karena dimanfaatkan dalam beberapa hal. Seperti dalam pembuatan silika dan aluminium gel, masker polusi, pembuatan obat-obatan, masker gas arang, pemurnian air menggunakan tawas, atau jendela berkabut. Buat kamu yang penasaran bagaimana kimia dapat membantu dalam proses pembuatan obat, buku Kimia Medisinal Dasar-Dasar Dalam Perancangan Obat karya PROF. MUCHTARIDI, APT, Prof. Muchtaridi, Apt merupakan sumber belajar yang tepat. 4. Koagulasi Koloid Koagulasi koloid merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Jika koloid bermuatan dihubungkan dengan muatan yang sama jenisnya maka mereka akan tolak menolak dan tidak menggumpal. Akan tetapi, jika muatan koloidnya dinetralkan, mereka tidak akan tolak menolak dan akan menyatu atau menggumpal sehingga terjadilah koagulasi. Dengan kata lain, koagulasi koloid hanya bisa terjadi jika koloid tidak memiliki muatan atau dinetralkan. Cara-cara yang biasa digunakan untuk menetralkannya adalah Mencampurkan koloid positif dan koloid negatif agar muatannya jadi saling menetralkan. Menambahkan larutan elektrolit pada koloid bermuatan negatif atau positif Misalnya seperti telur yang berubah menjadi menggumpal saat dipanaskan. Pembusukan, pendinginan, atau pengadukan. Contoh lain dari koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari adalah susu basi yang berubah bentuknya jadi menggumpal. 5. Dialisis Sifat yang kelima, yaitu Dialisis, merupakan proses pemurnian koloid dari ion-ion yang mengganggunya. Caranya dengan menggunakan membran semipermeabel. Jadi saat air dialirkan ke koloid, koloid akan mendorong ion untuk keluar. Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini karena ukuran ion lebih kecil daripada membran semipermeabel sedangkan koloid ukurannya lebih besar. Jadi, ketika koloid bermuatan ion pengganggu melewati membran semipermeabel, ion pengganggunya akan terpisah. Sifat ini digunakan dalam proses cuci darah atau hemodialisis. 6. Elektroforesis Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Manfaat sifat ini biasanya digunakan pada proses pemisahan potongan gen dalam bioteknologi. Misalnya proses penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap. Selain itu, elektroforesis biasa diterapkan dalam identifikasi DNA atau dalam proses pendeteksian kelainan genetik. 7. Koloid Liofil dan Liofob Sifat liofil dan liofob biasanya ditemukan dalam koloid berjenis sol. Jadi bisa dibilang bahwa sol mempunyai dua jenis, yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan sol yang partikel zat terdispersinya mampu menarik medium terdispersinya karena di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. Sifat sol liofil biasanya lebih kental, memiliki ukuran partikel yang besar, dan memiliki sifat gerak brown yang kecil. Sedangkan sol liofob merupakan sol yang partikel zat terdispersinya tidak mampu menarik medium pendispersinya sehingga tidak ada proses interaksi di dalamnya. Sifat sol liofob biasanya lebih encer daripada sol liodil. 8. Koloid Pelindung Karena sol liofil mempunyai sifat yang dapat menarik, maka dia biasa digunakan sebagai pelindung sol liofob agar tidak terjadi koagulasi meskipun di dalamnya ada larutan elektrolit. Contohnya seperti gelatin pada es krim yang membuat es krim tetap menyatu dan mempertahankan kekenyalannya. Selain itu, beberapa kegiatan manusia lain yang memanfaatkan sifat koloid pelindung adalah Menambahkan minyak silikon pada cat Menambahkan kasein pada susu Menambahkan lestin pada margarin Pembuatan Koloid Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, koloid bukan larutan dan bukan suspensi alias berada di tengah-tengah. Karena dia berada di tengah-tengah, maka koloid ini bisa diciptakan dari larutan dan suspensi. Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi. 1. Kondensasi Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi Reaksi hidrolisis Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap 2. Dispersi Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil. Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses. Pertama secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia. a. Secara mekanik Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk agar partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert mirip gula pasir lalu dicampurkan dengan air. b. Secara peptisasi Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu endapan. Misalnya agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton, dan yang lainnya. c. Secara busur berdia berdig Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah elektroda. Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi dan cara dispersi. Manfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari Setelah mengetahui apa itu koloid, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid, Grameds tentu penasaran apa manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari. Sebab meskipun istilahnya jarang sekali digunakan, namun manfaatnya sangat erat dengan kehidupan manusia. Contohnya seperti Dalam industri kosmetik, koloid biasanya digunakan untuk membuat sampo, deodoran, foundation, pembersih wajah, serta pelembab badan. Dalam industri tekstil, koloid sol biasa dimanfaatkan untuk mewarnai pakaian Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam proses membuat obat-obatan Dalam industri sabut, koloid sangat bermanfaat untuk menghasilkan sabun atau detergen. Dalam industri makanan, koloid bermanfaat untuk membuat kecap, susu, mayones, mentega, dan saus. Dalam dunia kesehatan, koloid bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA, atau proses cuci darah. Di sekolah, koloid biasanya diajarkan untuk siswa kelas 11. Buat kamu yang baru naik ke kelas 11, sebaiknya jadikan buku Sma/Ma Kls XI Penuntun Belajar Kimia Teori & 1551 Soal karangan Budiman Anwar sebagai sumber pelajaran tambahan untuk melengkapi materi yang kamu terima di kelas nanti. Materi pada bab di buku ini dibuat sangat lengkap agar bisa digunakan sebagai sumber rujukan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap konsep-konsep kimia secara mandiri serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pembahasan tentang koloid mulai dari pengertian hingga cara pembuatan koloid. Semoga semua pembahasan artikel di atas bisa bermanfaat untuk Grameds. Jika ingin mencari buku tentang kimia, kamu bisa menemukannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Gilang BACA JUGA ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Dengansegala cara Nam melakukan sesuatu agar bisa melihat, berbicara dengan Shone. Gelatin merupakan koloid pelindung untuk mencegah terbentuknya kristal es dalam es krim namun di percobaan ini kami tidak memakaikan gelatin pada es krim. Pembuatan es krim ini merupakan sistem koloid jenis emulsi cair. Diposting oleh Membuat Es Krim Dengan Cara Sistem Koloid Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran koloid. Struktur dan kandungan es krim Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm, kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu Gambar 1. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya disebut dengan maksimum 100 persen overrun. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket. Peran emulsifier Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim. Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif. 2. Tujuan l Mengaplikasikan prinsip koloid dalam pembuatan es krim l Mengetahui cara membuat es krim dengan cara yang sederhana 3. Bahan • 500 cc susu segar • 200 gr gula pasir • 2 buah avokad yg sedang besarnya • 20 gr maizena, larutkan dengan sedikit air • 2 sdt kopi instan, cairkan dengan 3 sdm air panas Cara kerja Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadang-kadang diaduk. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer pendingin, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata, kemudian dimasukkan lagi dalam freezer.
SistemKoloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat heterogen. Campuran koloid umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel koloid terletak antara 1 nm - 10 nm.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SISTEM KOLOID 11 NOVEMBER 2014 Disusun Oleh SYLVIA ERIANI 11140162000062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 SISTEM KOLOID Page 1 Abstrak Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan koloid, Untuk mengetahui sifat- sifat dari koloid, dan Untuk mengetahui cara pembuatan kue bolu dan eskrim. Praktikan menggunakan beberapa bahan instan yang praktikan gunakan untuk membuat kue dan ice cream, selain bahan – bahan instan praktikan juga menambahkan telur, mentega dan cokelat ke dalam adonan kue yang praktikan buat. Proses langkah percobaan pertama untuk membuat kue dan ice cream adalah mengaduk adonan mentah tersebut menggunakan mixer sampai adonan tersebut mengembang, setelah itu adonan ice cream dimasukkan ke dalam lemari es dan adonan kue dimasukkan ke dalam oven bersuhu 180 o C, selama 45 menit. Kata Kunci Koloid, Tujuan Percobaan, Langkah Percobaan. I. Pendahuluan Koloid disebut juga dispersi koloid atau suspensi koloid adalah campuran yang berada antara larutan sejati dan suspensi. Misalnya adalah susu segar, yang terdiri dari butir-butr halus dari lemak mentega yang terdispersi dalam fase cair yang juga mengandung kasein suatu protein dan beberapa zat lainnya. Dalam koloid seperti susu, partikel zat terlarutnya lebih besar daripada partikel larutan, tetapi lebih kecil dari partikel yang mengapung pada suspense. Oleh karena bentuk ukuran partikelnya yang mempunyai daya tarik perekat satu sama lain , zat ini disebut koloid bahasa Yunani cola = perekat Syukri,1999453. Campuran koloid mengandung partikel-partikel yang ukurannya berada di antara partikel zat terlarut dalam larutan murni dan campuran heterogen Petrucci,198787. Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2 000 Å dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi tersebar dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat padat, SISTEM KOLOID dari partikel koloid dibandingkan dengan ukuran medium di mana partikel itu tersebar, maka disini tidak digunakan istilah zat terlarut dan pelarut melainkan fase terdispersi dan medium pendispersi James E. Brady,1992597. Campuran yang bersifat homogeny disebut larutan, sementara yang bersifat heterogen adalah koloid. Campuran yang lambat berdifusi di sebabkan oleh cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa gas dalam cair, busa padat gas dalam padat, aerosol padat cair dalam gas, emulsi cair dalam cair, emulsi padat cair dalam padat, aerosol padat padat dalam gas, sol padat dalam cair, dan sol padat padat dalam padat Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat terbagi halus atau terdispersi dalam zat lain, koloid merupakan suatu sistem dispersi, karena terdiri dari dua fasa, yaitu fasa terdispersi fasa yang tersebar halus dan fasa pendispersi. Fase terdispersi umumnya memiliki jumlah yang lebih kecil atau mirip dengan zat terlarut dan fasa pendispersi jumlahnya lebih besar atau mirip pelarut dalam suatu larutan. Zat yang terdispersi tersebut berjarak ukuran antara dimensi partikel – partikel atomic dan Page 2 molekular sampai partikel – partikel yang berukuran milimeter, ukurannya dapat diklasifikasikan baik yang sebagai membentuk dispersi molekular maupun disperse koloidal. Beberapa suspensi dan emulsi dapat mengandung suatu jarak ukuran partikel sedemikian sehingga partikel – partikel nya yang kecil masuk dalam jarak koloidal,sedangkan yang besar – besar dapat diklasifikasikan sebagai partikel – partikel kasar Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, system dispersi dibedakan atas disperse kasar, disperse halus, dan disperse molekuler Damin Sumardjo,2008535. Penggolongan Koloid Dipandang dari kelarutannya, koloid dibagi atas dispresi dan koloid asosiasi. 1. Koloid dispresi, yaitu koloid yang partikelnya tidak larut secara individu dalam medium. Yang terjadi hanyalah penyebaran dipresi partikel tersebut. 2. Koloid asosiasi yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan asosiasi partikel kecil. 2. Sifat Koligatif Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligaif. Sifat ini hanya bergantung jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah 3. Sifat Optis Walaupun secara definisi partikel koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat oleh mikroskop biasa mereka dapat dideteksi secara optikal. Ketika cahaya dilewatkan melalui medium yang mengandung partikel yang tidak lebih besar daripada 10-9 m, berkas cahaya tersebut tidak dapat dideteksi dan medium tersebut disebut optically clear . Ketika partikel koloid hadir, bagaimanapun, sebagian cahaya akan dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan dalam intensitas yang rendah. Penghamburan SISTEM KOLOID Ditinjau dari interaksi fasa terdispresi dengan fasa pendispresi, koloid dapat pula di bagi atas koloid liofil dan liofob Syukri,1999455. 1. Koloid liofil, yaitu koloid yang suka berkaitan dengan mediumnya sehingga sulit dipisahkan atau sangat labil. 2. Koloid liofob, yaitu koloid yang tidak menyukai mediumnya sehingga cenderung memisah, akibatnya tidak stabil. Sifat Koloid 1. Sifat Fisika Sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenis koloidnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan permukaan dan viskositasnya hampir sama dengan medium pendispersinya. Pada koloid hidrofil karena terjadi hidrasi, sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan permukaannya lebih kecil. daripada lautan sejati dengan jumlah partikel yang sama Ini disebabkan karena butir-butir koloid terdiri atas beribu-ribu molekul,sedangkan pengaruh terhadap sifat koligatif hanya ditentukan oleh jumlah molekul. ini dikenal dengan nama efek Tyndall Efek Tyndall dapat digunakan untuk mengamati partikel-partikel koloid dengan menggunakan mikroskop. Karena intensitas hamburan cahaya bergantung pada ukuran partikel, maka efek Tyndall juga dapat digunakan untuk memperkirakan berat molekul koloid. Partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran kecil, cendrung untuk menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek. Sebaliknya partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran besar Page 3 cendrung untuk menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang. 4. Sifat kinetik a. Gerak Brown Partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop ultra akan nampak sebagai bitik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersinya disebut gerak Brown. Terjadinya gerakan ini disebabkan oleh banyaknya tabrakan molekul molekul medium pendispersi tidak sama tidak setimbang b. Pengendapan sedimentasi Partikel-partikel koloid mempunyai kecendrungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium pendispersinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan mengapung. Koagulasi endapan koloid dapat dipercepat oleh suhu tinggi dan pengadukan serta dengan penambahan elektrolit tertentu. Dengan suhu tinggi berarti akan menurunkan viskositas dan menaikkan selisih rapatan. Namun faktor-faktor inipengaruhnya relatif kecil terhadap kecepatan pengendapan c. Difusi Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerak Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena adanya gerak Brown. Kecendrungan dari zat untuk berdifusi dinyatakan dengan koefisien difusi. Menurut Graham, butir-butir koloid berdifusi sangat lambat karena ukuran partikelnya relatif besar 5. Sifat Listrik Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik karena terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bila partikel koloid yang bermuatan ditempatkan pada medan listrik, maka nama elektroforesis. Laju gerakan partikel cm/det dalam medan listrik dengan gradien potensial volt/cm dikenal sebagai mobilitas partikel tersebut. Pembuatan Koloid 1. Dispresi Gumpalan materi suspensi kasar dapat diubah menjadi lebih kecil sehingga tersebar dan berukuran koloid. Membuat koloid dengan memecah gumpalan disebut dispresi penyebaran, yaitu dengan cara sebagai berikut. partikel tadi akan bergerak ke arah salah satu elektroda bergantung pada muatannya. Proses ini dikenal dengan SISTEM KOLOID a Cara mekanik, yaitu menggerus menggiling partikel kasar sampai berukuran kecil. b Cara elektronik, yaitu membuat koloid dengan mencelupkan dua elktroda ke dalam air c Cara peptisiasi, yaitu membuat koloid dengan menanbahkan suatu cairan kepada partikel kasar endapan sehingga pecah menjadi koloid Syukri,1999459. Page 4 II. Metodologi A. Alat dan Bahan Alat - Alumunim Foil - Loyang - Baskom - Spatula - Mixer - Plastik - Gunting Bahan - Pondan - Telur - Mentega - Air mineral yang berisi bubuk es krim instan tersebut. 3 Mengaduk bubuk es krim instan dan air mineral tersebut menggunakan mixer, Melakukan terus menerus hingga bubuk es krim tersebut mengental. 4 Memasukkan es krim yang sudah mengental terebut ke dalam plastik. 5 Memasukkan plastik yang berisi es krim ke dalam lemari es. 30 cm 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 6 butir 150 gram 150 ml Pembuatan Kue Bolu 1 Memecahkan enam butir telur ayam ke dalam tempat yang telah di sediakan. 2 Mengoleskan loyang yang akan dipakai untuk memanggang kue dengan mentega. lelehkan ke dalam adonan kue tersebut secara perlahan sampai merata 7 Memasukkan adonan kue ke dalam loyang yang sudah di lapisi mentega, Lalu memasukkan adonan kue ke dalam oven bersuhu 180 o C, selama 45 menit. B. Langkah Kerja Pembuatan Es Krim 1 Menuangkan bubuk es krim instan ke dalam tempat yang sudah disediakan. 2 Memasukkan 150 ml air mineral ke dalam tempat 3 Di lain tempat memanaskan wajan dan memasukkan mentega hingga menjadi cair. 4 Mengaduk telur yang sudah di pecahkan tadi dengan meggunakan mixer sampai mengembang dan sampai warna pada telur tersebut putih. 5 Setelah beberapa saat telur mengembang memasukkan tepung pondan sponge ke dalam telur yang sudah mengembang, tetap di aduk dengan mixer tapi dengan kecepatan yang lambat agar tepungnya tidak berterbangan. 6 Setelah semua di masukkan ke dalam telur, memasukkan mentega yang sudah di SISTEM KOLOID III. Pembahasan Koloid ialah campuran dari dua zat atau lebih zat yang salah satu fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa kombinasi gas, cairan, atau padatan Oxtoby,2001178. Metode yang digunakan dalam pembuatan kue dan es krim pada Page 5 percobaan ini adalah metode disperse. Dari tidak tahu apakah cair atau padat karena percobaan pembuatan kue, diketahui jika kita sebutkan cair, namun tekstur bahwa kue merupakan sistem koloid kuning dan putih telur sendiri adalah dengan wujud koloid berupa emulsi padat. kental. Kesulitan juga terjadi untuk Hal ini dapat disimpulkan dari hasil mengidentifikasi mana yang berperan pengamatan, yaitu adonan sebelum sebagai zat terdispersi dan mana yang dipanggang berwujud cair, namun setelah medium pendispersi dipanggang, adonan berubah wujud Percobaan kedua dilakukan menjadi padat zat terdispersi cair dan dengan membuat es krim. Ketika bubuk es medium pendispersi padat. Sistem koloid krim dicampur dengan air terjadilah sistem yang terjadi pada kue ini merupakan koloid dengan wujud sol. Hal ini sistem koloid liofil. Hal ini dapat dilihat dikarenakan bubuk es krim yang berwujud dari adonan kue yang dibuat. Bahan seperti padat berperan sebagai zat terdispersi dan telur, bubuk adonan dan margarine cair air yang tentunya berwujud cair berperan yang dicampur menjadi satu, sulit untuk sebagai medium pendispersi padat dalam dipisahkan antara satu dengan yang cair. Campuran bubuk es krim dengan air lainnya setelah mejadi adonan, dan tentu merupakan sistem koloid reversible karena saja setelah menjadi kue. Jika dilihat dari jika adonan ini didiamkan dalam jangka bahan, margarine sendiri merupakan waktu tertentu, akan timbul endapan sistem koloid dengan wujud emulsi padat, bukan koloid, namun jika dikocok seperti halnya adonan kue dalam kue. kembali bubuk es krim dan air menyatu Dalam pembuatan kue, sebenarnya sangat kembali koloid. Pada pengocokan bubuk kompleks untuk mengamati sistem koloid es krim dan air dengan menggunakan yang terjadi di dalamnya, karena wujud mixer terjadi sedikit gelembung. bahan yang digunakan cukup sulit untuk Gelembung ini juga merupakan sistem diidentifikasi, seperti halnya telur, kita koloid dengan wujud busa zat terdispersi gas dan medium pendispersi cair. Setelah adonan es krim dibekukan, adonan berubah wujud dari cair menjadi padat. Dapat disimpulkan bahwa es krim merupakan sistem koloid dengan wujud sol padat zat terdispersi cair dan medium pendispersi padat. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa 1. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. 2. Metode yang digunakan pada pembuatan kue bolu dan es krim yaitu cara dispersi. V. Daftar Pustaka Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 2014. Anonim. Koloid. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 2045. Brady, Universitas Jilid Rupa Petrucci, Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid SISTEM KOLOID Page 6 Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia . Jakarta Syukri. Kimia Dasar . Bandung Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta Erlangga. 2001 VI. Lampiran 1. Alat dan bahan Telur ayam negeri SISTEM KOLOID Haan Ice Cream Mix Vanilla Air Page 7 Pondan Sponge Cake Pandan Margarin Loyang Baskom Gunting Spatula Mixer 2. Langkah Kerja a. Pembuatan Sponge Cake SISTEM KOLOID Page 8 Loyang diolesi dengan margarin Memasukkan putih dan kuning telur kedalam baskom Pondan Sponge Cake dimasukkan setelah telur mengembang Melelehkan margarine menggunakan kompor dan wajan Telur dikocok dengan menggunakan mixer Margain cair dimasukkan ke dalam wadah terpisah. Tunggu hingga dingin Margarin cair yang telah dingin dimasukkan kedalam adonan Pondan Sponge Cake + Telur, kemudian diaduk. Adonan yang telah jadi dituang kedalam Loyang. Adonan kemudian dipangang dalam oven selama 30-45 menit dengan suhu 180oC b. Pembuatan Es Krim SISTEM KOLOID Page 9 Haan Ice Cream Mix Vanilla dimasukkan kedalam baskom 150ml air dimasukkan kedalam baskom yang berisi adonan es krim Adonan es krim yang telah jadi dituang ke dalam loyang Adonan es krim dimasukkan ke dalam lemari es selama kurang lebih 5 jam hingga es benar-benar beku SISTEM KOLOID Adonan eskim yang telah diberi air dimixer hingga mengembang Page 10
tangga Oleh karena itu, dalam pembuatan es puter digunakan santan kelapa sebagai sumber lemak. Santan kelapa ialah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih, diperoleh dengan cara memeras daging kelapa segar yang telah diparut atau dihancurkan, dengan atau tanpa penambahan air Fungsi lemak dalam es puter sama halnya fungsi lemak pada es krim.
Membuat Es Krim Dengan Cara Sistem Koloid Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran dan kandungan es krim Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm, kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu Gambar 1. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya disebut dengan maksimum 100 persen overrun. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket. Peran emulsifier Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim. Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif. 2. Tujuan l Mengaplikasikan prinsip koloid dalam pembuatan es krim l Mengetahui cara membuat es krim dengan cara yang sederhana 3. Bahan • 500 cc susu segar • 200 gr gula pasir • 2 buah avokad yg sedang besarnya • 20 gr maizena, larutkan dengan sedikit air • 2 sdt kopi instan, cairkan dengan 3 sdm air panas Cara kerja Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadang-kadang diaduk. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer pendingin, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata, kemudian dimasukkan lagi dalam freezer.
cara membuat es krim dengan sistem koloid
OreoSesuai Selera F. Cara Kerja : 1. siapkan alat dan bahan f 2. panaskan 2 gelas susu cair hingga mendidih, kemudian masukkan susu kental dan larutan tepung maizena aduk sampai merata, kemudian matikan kompor. 3. masukkan putih telur, vanili, dan gula pasir kedalam wadah kemudian mixer sampai menjadi krim kocok. 4. JAKARTA - Orang-orang telah menikmati es krim selama ratusan tahun. Es krim pun terus berkembang rasanya dan kian beragam dari manis hingga gurih. Variasi es krim yang bermacam-macam ini bisa diwujudkan berkat ilmu krim adalah campuran heterogen dari cairan dan padatan terdispersi halus. Itulah mengapa es krim disebut sistem koloid kompleks. Dilansir di Scientific American, Senin 27/9, setiap bagian dalam sistem ini memiliki fungsi yang penting. Gelembung udara biasanya membentuk sekitar 30 hingga 50 persen dari volume akhir campuran. Gelembung mengurangi rasa dingin dan memberikan kekenyalan. Jika kadar udara terlalu rendah, es krim menjadi keras. Jika terlalu tinggi, es krim menjadi terlalu berbusa dan kehilangan rasanya. Tetesan lemak membuat es krim menjadi lembut. Protein dari susu terbentuk di sekitar lemak, kombinasi yang membantu memisahkan tetesan dan menstabilkan campuran. Gula cair mengelilingi partikel yang tidak larut. Gula cair juga menentukan rasa manis dan kelembutan. Dalam ilmu makanan, rasa manis dicatat menggunakan skala yang disebut potere dolcificante kekuatan pemanis, atau POD. Bagian dari kontribusi gula dalam POD jelas. Yang kurang jelas adalah fakta bahwa gula menurunkan titik beku air, mengurangi jumlah es yang terbentuk dalam campuran. Oleh karena itu gula memiliki kekuatan antibeku, yang juga disebut potere anticongelante atau PAC. Gula sukrosa menetapkan standar untuk PAC, yang sesuai dengan berapa banyak titik beku yang ditekan oleh, katakanlah, satu pon sukrosa yang dilarutkan dalam 100 pon air 1 pon=453 gram. Produsen es krim menggunakan lebih banyak gula. Semakin rendah suhu penyajian, semakin banyak gula yang dibutuhkan untuk es krim. Es krim yang diproduksi secara profesional memiliki suhu penyajian 12,2 derajat Fahrenheit atau -11 derajat Celcius. Ini sesuai dengan nilai PAC sekitar 270. Dalam gastronomi, suhu penyajian es krim turun menjadi 1,4 derajat Fahrenheit atau -17 derajat Celcius, sehingga nilai PAC harus lebih tinggi untuk mendapatkan kelembutan yang sempurna. PAC yang direkomendasikan adalah antara 400 dan 420, yang pada dasarnya mempengaruhi kadar gula. Untuk 2,5 pon es krim, direkomendasikan resep ini. Hasilnya adalah PAC 390 dan POD 320 pada suhu penyajian. Tapi ada lebih dari sekedar gula, lemak, es dan udara di sendok Anda. Dalam es krim ada komponen netral, seperti pengemulsi dan penstabil. Mereka mengikat komponen padat atau lemak dengan air dan dengan demikian mempengaruhi konsistensi. Getah locust bean dan getah xanthan paling sering digunakan. Yang terakhir diperoleh selama fermentasi substrat yang mengandung gula dan berfungsi sebagai agen pengental dan pembentuk gel. Untuk waktu yang lama, industri es krim memperluas palet rasa. Sekarang fokusnya adalah pada ramuan yang kurang kalori dan kurang manis. Untuk mencapai hal ini, gula diganti dengan poliol, dan lemak diganti dengan inulin. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

Eskrim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.

penambahangelatin pada es krim, dan; penambahan minyak silikon pada cat. Dialisis Dialisis adalah proses pemisahan koloid dengan larutan sejati melalui membran semipermeabel. Penerapan sifat koloid ini dalam kehidupan sehari-hari adalah: proses cuci darah pada pasien gagal ginjal dan; pemisahan ion sianida dari tepung tapioka. RachmawatiIka S., S.ST., M.Kes selaku pembimbing dalam pembuatan dan penyusunan program kreatif mahasiswa gagasan tertulis (PKM-GT) ini. 2. Pipit Festi W., S.KM., M.Kes selaku ketua program studi D3 Keperawatan. 3. Seluruh keluarga, dan pihak pihak yang telah membantu dalam pembuatan (PKM-GT) ini. .
  • kqnq6h8x93.pages.dev/385
  • kqnq6h8x93.pages.dev/408
  • kqnq6h8x93.pages.dev/122
  • kqnq6h8x93.pages.dev/314
  • kqnq6h8x93.pages.dev/464
  • kqnq6h8x93.pages.dev/183
  • kqnq6h8x93.pages.dev/271
  • kqnq6h8x93.pages.dev/440
  • cara membuat es krim dengan sistem koloid